Advertisement

Mengenal Sistem Operasi Linux part III


IP ADDRESS

TCP/IP bukanlah sebuah protocol tunggal tetapi satu kesatuan protocol dan utility.Protocol ini dikembangkan oleh ARPA (Advance Research Project Agency) untuk departemen pertahanan Amerika pada tahun 1969. Sebuah alamat TCP/IP adalah biner berukuran 32 bit yang diberikan kesetiap host dalam sebuah jaringan. Nilai ini digunakan untuk mengenali jaringan dimana host tersebut mengenali nomor host bersangkutan di jaringan tertentu. Nilai tersebut terbagi menjadi empat bagian nomor delapan bit yang disebut octet. Setiap alamat terbagi atas dua komponen :

IP Address kelas A

Network ID

Network ID adalah bagian dari alamar IP yang mewakili jaringan fisik dari host. Setiap komputer dalam segment jaringan tertentu akan memiliki ID jaringan yang sama.

Network ID mempunyai ketentuan-ketentuan, yaitu :
1. Sebuah byte Net ID itu tidak boleh byte pertamanya itu berupa : 00000000 atau bernilai 0 (nol).
2. Sebuah byte Net ID itu tidak boleh byte pertamanya itu berupa : 11111111 atau bernilai 255.
3. Sebuah byte Net ID range byte pertamanya itu adalah : 1 sampai 223 kecuali angka 127.
4. Sebuah byte Net ID itu tidak boleh byte pertamanya itu berupa : 01111111 atau bernilai 127. Karena IP ini di jadikan sebagai loopback dari sebuah sistem protocol TCP/IP.

Host ID

Host ID adalah bagian yang mewakili bagian individu dari alamat, bila komputer di segment jaringan anda memiliki alamat, maka jaringan perlu tahu milik siapakah suatu paket data tersebut. Berikut ini adalah tabel kelas-kelas IP dan host yang didukungnya :

Tabel II.4 Internet Protocol Class
Class Jumlah Host Jangkauan Octet Pertama

A 16.777.216 1 – 126Host ID mempunyai ketentuan-ketentuan, yaitu :

  1. Semua byte Host ID itu tidak boleh semua bytenya : 192.168.2.00000000. atau bernilai 0 (nol).
  2. Semua byte Host ID itu tidak boleh semua bytenya : 11111111 atau bernilai 255.

Seperti yang disebutkan diatas bahwa IP adalah 32 bit. Nilai tersebut terbagi menjadi empat bagian nomor delapan bit yang disebut octet. Contoh alamat IP adalah 202.149.240.66. Dengan menggunakan contoh diatas katakanlah bahwa administrator mensetup jaringan dengan semua komputer memiliki bagian nilai yang sama :
202.149.240.xxx ini adalah network ID, sedangkan nomor pada xxx adalah node Host ID nya.

Alasan yang mendasari pembagiannya atau pengelompokkan IP Address ini adalah untuk mempermudah pendistribusian pendaftaran IP Address. Adapun pembagian kelas tersebut adalah sebagai berikut :

IP Address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumalh Host yang sangat besar. Bit pertama dari IP Address kelas A selalu di set 0 (nol) sehingga Byte pertama terdepan dari IP Address kelas A selalu bernilai antara angka 0 – 127.

Pada kelas ini, Network ID adalah 8-bit pertama sedangkan untuk Hostnya adalah 24-bit berikutnya. Sebagai contoh jika IP Address kelas A adalah 11.147.5.5 maka dapat dikatakan Network ID tersebut adalah 11 dan Host ID dari IP address tersebut adalah 147.5.5. IP address kelas A ini dapat menampung lebih kurang 16 juta Host. Berikut adalah karakteristik dar IP address kelas A.

Karakteristik IP address kelas AFormat : 0nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh hhhhhhhh

Bit Pertama : 0

Panjang NetID : 8 bit

Panjang HostID : 24 bit

Byte Pertama : 1 – 126

Jumlah : 126 kelas A

Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx

Jumlah IP : 16.777.214 IP Address pada setiap kelas A

Setiap alamat TCP/IP jatuh pada kelas satu alamat. Kelas mewakili sebuah group alamat yang dapat segera dikenali komponen software sebagai bagian dari sebuah jaringan fisik. Misalnya alamat TCP?IP berikut dan nilai binernya :10.149.240.66 alamat binernya

00001010.10010101.11110000.10000010

Penggunaan subnet mask sangat ditentukan dengan banyaknya komputer atau host yang digunakan pada sebuah jaringan.Setiap komputer disebuah jaringan biasanya ingin mengirim data langsung ke komputer lainnya. Komputer pengirim harus memastikan bahwa si penerima berada pada jaringan yang sama atau diluar itu. Subnet mask digunakan oleh protocol stack TCP/IP untukmenentukan bahwa host yang akan dicoba dikomunukasikan berada dijaringan yang sama atau berada di diluar jaringan.

Berikut ini adalah table klasifikasi dari subnet mask :

Class Subnet Mask

A 255.0.0.0

Subnet mask digunakan untuk membedakan antara network ID dan host ID dan untuk menunjukkan suatu host apakah berada pada jaringan local atau non local. Untuk jaringan non local berarti harus mentransmisi data melalui sebuah router.

Penggunaan subnet mask sangat ditentukan oleh banyaknya komputer atau host pada sebuah jaringan. Salah satu standar dalam protokol jaringan yang di kembangkan oleh ISO (International Standard Organization) adalah model referensi OSI (Open System Interconnection) merupakan suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem yang lain.

IP Address kelas B

Network ID

Network ID adalah bagian dari alamar IP yang mewakili jaringan fisik dari host. Setiap komputer dalam segment jaringan tertentu akan memiliki ID jaringan yang sama.

Network ID mempunyai ketentuan-ketentuan, yaitu :

1. Sebuah byte Net ID itu tidak boleh byte pertamanya itu berupa : 00000000 atau bernilai 0 (nol).

2. Sebuah byte Net ID itu tidak boleh byte pertamanya itu berupa : 11111111 atau bernilai 255.

3. Sebuah byte Net ID range byte pertamanya itu adalah : 1 sampai 223 kecuali angka 127.

Sebuah byte Net ID itu tidak boleh byte pertamanya itu berupa : 01111111 atau bernilai 127. Karena IP ini di jadikan sebagai loopback dari sebuah sistem protocol TCP/IP

Host ID

Host ID adalah bagian yang mewakili bagian individu dari alamat, bila komputer di segment jaringan anda memiliki alamat, maka jaringan perlu tahu milik siapakah suatu paket data tersebut. Berikut ini adalah tabel kelas-kelas IP dan host yang didukungnya :

Tabel II.4 Internet Protocol Class

Class Jumlah Host Jangkauan Octet Pertama

B 16.536 128 –191

Host ID mempunyai ketentuan-ketentuan, yaitu :

  1. Semua byte Host ID itu tidak boleh semua bytenya : 192.168.2.00000000. atau bernilai 0 (nol).
  2. Semua byte Host ID itu tidak boleh semua bytenya : 11111111 atau bernilai 255.Seperti yang disebutkan diatas bahwa IP adalah 32 bit. Nilai tersebut terbagi menjadi empat bagian nomor delapan bit yang disebut octet. Contoh alamat IP adalah 172.1168.240.66. Dengan menggunakan contoh diatas katakanlah bahwa administrator mensetup jaringan dengan semua komputer memiliki bagian nilai yang sama :

172.168.xxx.xxx ini adalah network ID, sedangkan nomor pada xxx.xxx.240.66 adalah host ID nya.

IP Address kelas B digunakan untuk jaringan yang berukuran sedang dan besar. IP Address kelas B ini 2 (bit) bit pertama dari IP selalu di set dengan 1 0 (satau nol) sehingga bit terdepan dari IP Address selalu bernlai 128 sampai 191.

IP Address kelas B dapat menampung lebih kurang 65000 Host. Berikut adalah karakteristik dari IP Address kelas B.

Karakteristik IP Address kelas B

Format : 10nnnnnnnn nnnnnnnn hhhhhhhh hhhhhhhh

Bit Pertama : 10

Panjang NetID : 16

Panjang HostID : 16 bit

Byte Pertama : 128 – 191

Jumlah : 16.384 kelas B

Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx

Jumlah IP : 65.532 IP Address pada setiap kelas B

Setiap jaringan selalu memerlukan subnet yang biasa disebut subnet mask. Subnet

merupakan bagian dari jaringan yang dimaksudkan untuk memecah network ID menjadi

beberapa bagian kecil. Tujuannya agar beban kerja jaringan tidak terlalu berat. Subnet ini

terdiri dari angka 32 bit misalnya :: 11111111.11111111.11111111.00000000 atau255.255.255.0. Pada subnet mask seluruh bit yang berhubungan dengan host ID diset

dengan angka 0.

Jadi gambaran kurang lebih seperti ini :

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

128 64 32 16 8 4 2 1 128 64 32 16 8 4 2 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

255 255 0 0

Subnet diatas menandakan 16 bit. Jadi setiap segment IP Address atau 1 byte IP Address

itu terdiri dari 8 bit, subnet diatas menunjukkan bahwa ia menggunakan 2 segment

IPAddress atau 2 byte.

Untuk penghitungan konversinya dari desimal ke biner adalah sebagai berikut :

Misal : 172. konevrsikan ke biner

172 / 2 = 86 / 2 = 43 / 2 = 21 / 2 = 10 / 2 = 5 / 2 = 2 / 2 = 1

0 0 1 1 0 1 0

Jadi dibalik hasil pembagian diatas, menghasilkan : 127 = 10101100

Pembuktiannya :

1 0 1 0 1 1 0 0

128 64 32 16 8 4 2 1

127

(128x1) + (64x0) + (32x0) + (16x0) + (8x1) + (4x1) + (2x0) + (1x0) = 127

Penggunaan subnet mask sangat ditentukan dengan banyaknya komputer atau host yang digunakan pada sebuah jaringan.Setiap komputer disebuah jaringan biasanya ingin mengirim data langsung ke komputer lainnya. Komputer pengirim harus memastikan bahwa si penerima berada pada jaringan yang sama atau diluar itu. Subnet mask digunakan oleh protocol stack TCP/IP untukmenentukan bahwa host yang akan dicoba dikomunikasikan berada dijaringan yang sama atau berada di diluar jaringan.

IP Address kelas C
Network ID
Network ID adalah bagian dari alamar IP yang mewakili jaringan fisik dari host. Setiap komputer dalam segment jaringan tertentu akan memiliki ID jaringan yang sama.

Network ID mempunyai ketentuan-ketentuan, yaitu :

  1. Sebuah byte Net ID itu tidak boleh byte pertamanya itu berupa : 00000000 atau bernilai 0 (nol).
  2. Sebuah byte Net ID itu tidak boleh byte pertamanya itu berupa : 11111111 atau bernilai 255.
  3. Sebuah byte Net ID range byte pertamanya itu adalah : 1 sampai 223 kecuali angka 127.Sebuah byte Net ID itu tidak boleh byte pertamanya itu berupa :

01111111 atau bernilai 127. Karena IP ini di jadikan sebagai loopback dari sebuah sistem protocol TCP/IP

Berikut ini adalah table klasifikasi dari subnet mask :

Tabel II.5 Subnet Mask Class

Class Subnet Mask

C 255.255.255.0

Subnet mask digunakan untuk membedakan antara network ID dan host ID dan untuk menunjukkan suatu host apakah berada pada jaringan local atau non local. Untuk jaringan non local berarti harus mentransmisi data melalui sebuah router.

Ada suatu penulisan tentang IP Address dengan subnetnya, jika anda sering membaca sebuah buku tentang Jaringan Komputer IP Address biasanya itu dituliskan sebagai berikut :

contoh : 192.168.1.155/24

Ini berarti : sebuah IP address 192.168.1.155 mempunyai subnet 24, lalu subnet 24 itu dari mana ? Jawabanya adalah 24 itu adalah hasil kumulatif atau penambahan dari tiap segment IP Address. 
Kita telah ketahui bahwa dalam 1 segment IP Address itu terdiri dari 4 byte, dan 1 byte IP Address terdiri dari 8 bit. Jadi jikalau 8 bit itu berjumlah 1 semua maka penkonversian ke dalam bilangan desimalanya berjumlah 255.

Jadi jika sebuah IP Address dengan subnet 24 maka jumlah subnet itu adalah :

24 ------ 8 bit + 8 bit + 8 bit

11111111.11111111.11111111.0 = 255.255.255.0

Penggunaan subnet mask sangat ditentukan oleh banyaknya komputer atau host pada sebuah jaringan. Salah satu standar dalam protokol jaringan yang di kembangkan oleh ISO (International Standard Organization) adalah model referensi OSI (Open System Interconnection) merupakan suatu sistem yang terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem yang lain.

FILE INTERFACE ETHERNET

File ini terdapat dalam direktori /etc//etc/sysconfig/network-scripts. Di dalam direktori ini terdapat beberapa file yang mendukung jalanya sebuah Ethernet card. Berikut ini salah satu yang terdapat dalam direktori tersebut adalah ifcfg-eth0 yang berisi:

• Pengaturan IP Address secara tetap

DEVICE = eth0

BOOTPROTO = none

ONBOOT = yes

NETWORK = 192.168.0.0

NETMASK = 255.255.255.0

IPADDR = 192.168.0.254USERCTL = no

• Pengaturan IP Address secara DHCP

DEVICE = eth0

BOOTPROTO = dhcp

ONBOOT = yes

Berikut keterangan dari parameter-parameter diatas :

1. BOOTPROTO = <protocol>, dimana <protocol> adalah salah satu nilai di bawah ini :

  • none : Tidak ada protocol boot-time yang digunakan
  • bootp : Menggunakan protocol boot-time BOOTP
  • dhcp : Menggunakan protocol boot-time DHCP

2. BROADCAST = <address>, di mana <address> merupakan alamat broadcast

3. DEVICE= <name>, dimana <name> adalah nama peraltan fisik (bukan peralatan dinamis).

4. DNS (1,2)=<address>, dimana <address> adalah name server yang di letakkan di dalam file /etc/resolv.conf jika direktif PEERDNS di set menjadi yes.

5. IPADDR=<address>, dimana <address> adalah IP Address yang di gunakan oleh Ethernet

6. NETMASK=<mask>, dimana <mask> adalah nilai subnet mask

7. NETWORK=<address>, dimana <address> adalah IP addres jaringan

8. ONBOOT=<answer>, dimana <answer> adalah salah satu nilai di bawah ini :

a. yes : peralatan ini diaktifkan secara boot

b. no : peralatan ini tidak diaktifkan pada saat boot

9. PEERDNS=<answer>, dimana <answer> salah satu nilai di bawah ini :

  • Yes : memodifikasi /etc/resolv.conf jika direktif DNS di set. Jika anda menggunakan dhcp, maka yes merupakan default.
  • No : tidak memodifikasi /etc/resolv.conf

10. SRCADDR=<address>, dimana <address> adalah source IP Address yang telahditentukan oleh paket-paket keluar.

11. USERCTL=<answer>, dimana <answer> adalah salah satu nilai berikut :
  • yes : user non-root diijinkan mengatur peralatan ini
  • no : user non-root tidak diijinkan mengatur peralatan ini.

Scripts pengatur kendali interface

Scripts-scripts ini menonaktifkan dan mengaktifkan interface system. Terdapat dua scripts kendali interface dalam system : /sbin/ifdown dan /sbin/ifup yang memanggil yang memanggil scripts kendali lain di dalam direktori /etc/sysconfig/network-scripts.

Berikut scripts-scripts kendali interface yang digunakan :

  1. ifup-aliases.Mengkonfigurasi ip alias dari file konfigurasi interface pada saat lebih dari satu IP address diasosiasikan dengan satu interface.
  2. ifdown-cipcb dan ifup-cipcb Dibuat untuk memutuskan atau menyambungkan koneksi Cripto IP Encapsulation (CIPE)
  3. ifdown-ipv6 dan ifup-ipv6. Mengandung fungsi yang berhubungan dengan ipv6 yang menggunakan variable lingkungan untuk membuat file konfigurasi interface dan /etc/sysconfig/network-scripts.
  4. ifup-ipx. Digunakan untuk menghubungkan suatu interface IPX.
  5. ifup-plip. Digunakan untuk menghubungkan suatu interface PLIP
  6. ifup-plusb. Digunakan untuk menghubungkan suatu interface USB.
  7. ifdown-post dan ifup-post. Mengandung perintah-perintah yang dieksekusi setelah suatu interface dikoneksi atau diputuskan.
  8. ifdown-ppp dan ifup-ppp. Digunakan untuk menghubungkan taua memutuskan suatu interface PPP.
  9. ifup-routes. Menambah route-route statis ke peralatan pada saat interface aktif
  10. ifdown-sit dan ifup-sit. Mengandung fungsi-fungsi yang mengaktifkan atau mematikan tunnel IPv6 dalalm suatu koneksi IPv4
  11. ifdown-sl dan ifup-sl. Digunakan untuk mengaktifkan atau mematikan interface

SLIP.

Perlu diwaspadai bahwa penghapusan atau perubahan suatu scripts di dalam direktori/etc/sysconfig/network-scripts dapat menyebabkan interface bekerja secara aneh atau gagal sama sekali. Anda juga dapat menggunakan scripts /etc/init.d/network untuk mengaktifkan dan mematikan interface jaringan yang di konfigurasikan.

Posting Komentar

0 Komentar