Kita ini bangsa yang menderita amnesia, bangsa pikun, pelupa dan suka uring-uringan. 5 tahun terakhir hampir tiap hari kita mengutuk anggota parlemen kita karena berbagai hal, namun saat jelang pemilu ada caleg yang nyodorin duit atau menawarkan berbagai jenis bantuan tunai terselubung, penyakit pelupa kita tiba-tiba kambuh, kita lupa daratan, lupa lautan dan lupa udaraan,,,money politic? Why not? Orang berpolitik demi kekuasaan koq, dan inti dari kekuasaan adalah money, habis cerita!

Kemudian katanya saat ini ada istilah pemilih cerdas, sayangnya kecerdasannya masih dalam taraf pintar-pintar bodoh, karena selain menderita amnesia bangsa ini juga mengidap histeria massal,,,ketika kekuatan media massa (pemegang kekuasaan ke-empat setelah legislatif, eksekutif dan yudikatif) menggiring opini publik ke salah satu figur, maka beramai-ramai pula kita kesana seolah-olah kita telah dicerdaskan oleh media, padahal kita tahulah iklan di media massa seringkali tidak seindah aslinya,,wkwkwkwkwk.

Lah pemilik media kan para kaum kapitalis atau pemilik modal, dan perselingkuhan terbesar dalam sebuah negara selalu terjadi antara politikus dan kaum kapitalis. Tahukah anda bahwa sebagian besar produk parlemen berupa UU atau payung hukum lainnya merupakan hasil deal dan lobbying dengan kaum kapitalis??? Wake up guyss!

Idealisme itu stock lama kawan, tidak layak jual, expired kata sang kapitalis, hampir sama dengan kita, produk gagal dari sebuah entitas abstrak bernama Indonesia.

Jadi, Sesungguhnya watak sebuah pemerintahan adalah cerminan watak dari rakyatnya, pemerintahan yang korup adalah cerminan dari rakyat yang juga korup! Seperti kata pepatah, buruk rupa cermin dibelah, buruk bangsa mau jual cermin kmana???